Saat orang lain salah paham tentang dirimu, sedangkan kamu tidak mampu untuk menjelaskan, maka berhentilah untuk mencari pembenaran. Biarkan mereka dengan prasangkanya.
Saat orang lain salah paham tentang dirimu, ada beberapa sikap bijak yang bisa dilakukan:
1. Tetap tenang dan sabar
Jangan terburu-buru marah atau tersinggung. Kesalahpahaman bisa muncul karena komunikasi yang kurang jelas.
2. Klarifikasi dengan baik
Sampaikan penjelasan dengan bahasa yang sopan, tanpa harus membela diri secara berlebihan.
3. Lihat dari sudut pandang mereka
Kadang orang salah paham karena hanya melihat sebagian fakta. Cobalah memahami alasan mereka terlebih dahulu.
4. Perbaiki komunikasi
Jika ada kata-kata atau sikapmu yang bisa menimbulkan salah tafsir, perbaiki cara penyampaianmu agar lebih jelas.
5. Jangan terlalu memikirkan penilaian orang
Tidak semua orang akan mengerti dirimu sepenuhnya. Fokuslah pada kebenaran dan niat baikmu.
6. Doakan dan tetap berbuat baik
Dalam Islam, kita diajarkan untuk membalas keburukan dengan kebaikan. Doakan semoga Allah meluruskan hati mereka.
Ada beberapa ayat Al-Qur’an yang bisa dijadikan pedoman ketika orang lain salah paham tentang kita. Allah mengajarkan agar tetap sabar, menjelaskan dengan baik, dan tidak membalas keburukan dengan keburukan. Berikut di antaranya
1. Tetap sabar dan serahkan urusan pada Allah
فَاصْبِرْ إِنَّ الْعَاقِبَةَ لِلْمُتَّقِينَ.
Artinya: Maka bersabarlah; sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Hūd: 49)
Ayat ini mengingatkan agar tetap sabar ketika mendapat ujian, termasuk saat disalahpahami orang lain
2. Balas salah paham atau keburukan dengan kebaikan
ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ
Artinya: Tolaklah (kejahatan) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah menjadi teman yang sangat setia.”
(QS. Fuṣṣilat: 34)
Ayat ini mengajarkan, kalau ada orang salah paham atau bahkan memusuhi kita, balaslah dengan kebaikan
3. Jangan berburuk sangka dan periksa kebenaran
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Jika datang kepadamu seorang fasik membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya, yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS. Al-Ḥujurāt: 6)
Ini penting ketika orang lain salah paham tentang kita: ajarkan dengan halus bahwa Islam memerintahkan tabayyun (klarifikasi).
Ada beberapa hadis Nabi ﷺ yang bisa menjadi pedoman ketika orang lain salah paham tentang diri kita. Intinya Rasulullah mengajarkan sabar, husnuzan, dan membalas dengan kebaikan. Berikut beberapa di antaranya:
1. Tentang menjelaskan dan meluruskan kesalahpahaman
Dari Ṣafiyyah binti Ḥuyay r.a., ia berkata:
“Pada suatu malam Nabi ﷺ beri‘tikaaf, lalu aku datang menjenguk beliau. Setelah aku kembali, beliau berjalan bersamaku. Lalu dua orang Anshar lewat, ketika mereka melihat Nabi ﷺ, mereka mempercepat langkahnya. Nabi ﷺ pun bersabda:
‘Pelanlah kalian, sesungguhnya ia adalah Shafiyyah binti Huyay.’
Maka keduanya berkata, ‘Subhanallah (kami tidak mungkin berprasangka buruk wahai Rasulullah).’ Beliau bersabda:
‘Sesungguhnya setan itu berjalan dalam tubuh manusia seperti aliran darah. Aku khawatir ia membisikkan sesuatu ke dalam hati kalian.’”
(HR. Bukhari no. 2035, Muslim no. 2175)
Hadis ini menunjukkan bahwa ketika ada potensi salah paham, sebaiknya kita menjelaskan agar tidak timbul prasangka buruk.
2. Tentang menahan marah dan sabar saat disalahpahami
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, tetapi orang yang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.”
(HR. Bukhari no. 6114, Muslim no. 2609)
Saat disalahpahami, biasanya hati ingin marah. Hadis ini mengingatkan kita untuk menahan diri
3. Tentang membalas salah paham dengan kebaikan
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sambunglah orang yang memutuskan hubungan denganmu, berilah kepada orang yang tidak memberimu, dan maafkanlah orang yang menzalimimu.”
(HR. Ahmad 1723, dishahihkan Al-Albani)
Salah paham sering berujung pada ketidakadilan atau ucapan yang menyakitkan. Nabi mengajarkan agar tetap membalas dengan kebaikan.
