Allah Subhanallahu Wa Ta’ala berfirman dalam hadis Qudsi yang artinya :
“Wahai Musa ! Sesungguhnya orang tidak akan dapat berpura-pura berbuat zuhud (sederhana) kepadaKu dalam hidup di dunia dan tidak akan dapat mendekatkan diri kepadaKu dengan berpura-pura berbuat wara’ (hati-hati) dari segala hal yang diharamkan kepada mereka, dan tidak akan dapat berpura- pura beribadah kepadaKu dengan cara menangis seolah-olah takut kepadaKu.” (HR. Qudla’i sumber dari Ka’ab RA)
Allah Subhanallahu Wa Ta’ala memberitahukan kepada Nabi Musa as sesungguhnya ada tiga macam amal kebajikan yang tidak ada bandingannya.
Melakukan zuhud dalam kehidupan dunia, dalam arti berpaling dari kehidupan mewah dan tidak mengikuti hawa nafsu.
Allah Subhanallahu Wa Ta’ala berfirman dalam hadis Qudsi yang artinya:
“Tidak ada amalan yang mendekatkan diri seorang hamba Mu’min kepada-Ku seperti zuhud dunia , dan tidak ada satu amal ibadah pun (yang mendekatkan diri kepada-Ku) , seperti menunaikan apa yang Ku-fardhukan kepadanya.” (HR Qudla’i bersumber dari Ibnu Abbas RA)
Di riwayat yang lain Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda:
Dari Abul Abbas Sa’ad bin Sahl As-Sa’idi radhiyallahu ‘anhu berkata, “Ada seseorang datang kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam lalu berkata, “Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku suatu amal yang apabila aku lakukan, Allah mencintaiku dan manusia juga mencintaiku.” Beliau menjawab, “Zuhudlah di dunia, maka Allah akan mencintaimu. Begitu pula, zuhudlah dari apa yang ada di tangan manusia, maka manusia akan mencintaimu.” ( Hadis hasan, diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan selainnya dengan sanad hasan )
(HR. Ibnu Majah 4102 Syaikh Al-Albani dalam Al-Ahadits Ash-Shahihah 944 hadits ini hasan)
Zuhud secara bahasa berarti meninggalkan. Ibnul Qayyim mendengar gurunya, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, berkata:
“Zuhud adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat untuk akhirat. Sedangkan wara’ adalah meninggalkan sesuatu yang membawa mudarat di akhirat.”
Allah Subhanallahu wa ta’ala mengingatkan kita tentang kehidupan dunia dan zuhud.
Allah Subhanallahu Wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an
“Tapi kalian lebih mengutamakan kehidupan dunia, padahal kehidupan akhirat lebih baik dan lebih kekal.”
(QS. Al-A’la : 16-17)
“Apa-apa yang ada pada sisi kalian (yang menjadi milik kalian di dunia ini) akan habis binasa, dan apa-apa yang ada di sisi Allah (di akhirat kelak) tetap kekal.” (QS. An-Nahl : 96 )
“Katakanlah wahai Muhammad! kesenangan dan kemewahan hidup dunia itu sangat sebentar , sedangkan kehidupan akhirat, lebih baik bagi orang yang takwa.” (QS. An-Nisa’ : 77)
“Dan tidak lain kehidupan dunia itu hanyalah kemewahan yang palsu.” (QS. Ali Imran : 185)
Semoga Allah ‘Azza Wa Jalla memberikan hidayah dan taufik-Nya kepada kita semua sehingga kita terjaga dari amalan yang tidak diridhai olehNya.
“Barang siapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan maka Allah jadikan dia faham dalam urusan agamanya.”
(HR Bukhari Muslim)
Kebenaran milik Allah Subhanallahu Wa Ta’ala dan kesalahan adalah perbuatan manusia oleh karena itu apabila ada yang salah mohon dimaafkan.
Barakallah fikum. (*)
