Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikdasmen) secara resmi menutup masa pendaftaran Tes Kompetensi Akademik (TKA) pada Minggu, 5 Oktober 2025. Di wilayah Jawa Timur, sebanyak 6.178 lembaga pendidikan telah terdaftar sebagai peserta TKA yang akan digelar mulai 1 hingga 9 November 2025 mendatang.
Rincian peserta di Jatim meliputi 1.466 SMA (97 persen), 1.912 MA (90 persen), 2.060 SMK (98 persen), 166 SMA Luar Biasa (69 persen), dan 574 penyelenggara Paket C (78 persen).
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai, menyampaikan apresiasinya atas partisipasi aktif sekolah dan siswa dalam program ini. Menurutnya, meskipun sifatnya tidak wajib, TKA memberikan nilai tambah terhadap sistem evaluasi yang sudah ada.
“Nilai TKA tidak menggantikan penilaian sekolah, tetapi melengkapi. Hasilnya bisa menjadi gambaran capaian akademik siswa dari penilaian eksternal,” jelas Aries.
Ia menekankan bahwa keputusan kelulusan tetap berada di tangan masing-masing satuan pendidikan. Namun, TKA diharapkan mampu membantu sekolah dan siswa dalam memahami sejauh mana hasil belajar mereka.
“TKA membantu murid dan sekolah memahami capaian pembelajaran, serta menjadi langkah menuju pendidikan inklusif, adaptif, dan berkualitas. Sekolah-sekolah kita sudah ikut ujicoba TKA secara online. Insyaallah semua siap. Harapan kami, pelaksanaan nanti berjalan lancar tanpa kendala,” ujarnya optimistis.
Aries juga menekankan bahwa hasil TKA tidak akan digunakan sebagai pengganti instrumen penilaian dalam Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), melainkan sebagai alat validasi untuk nilai rapor siswa agar penilaian menjadi lebih obyektif.
“Manfaat TKA tidak hanya sebagai validator nilai rapor. Sekolah, murid, maupun kami di Dinas Pendidikan bisa melihat capaian keberhasilan pembelajaran secara lebih objektif,” ujarnya.
Ia juga mendorong pihak sekolah untuk mulai mempersiapkan siswa melalui latihan soal dan strategi pembelajaran yang matang.
“Meski baru pertama kali dilaksanakan, pengalaman guru saat menghadapi UNAS dulu bisa jadi modal penting. Infrastruktur dan materi soal harus matang,” tuturnya.
Salah satu sekolah yang telah melakukan persiapan serius adalah SMA Muhammadiyah X Surabaya (SMAMX). Sebanyak 355 siswa dari sekolah ini akan mengikuti TKA secara penuh daring (online).
Wakil Kepala Humas SMAMX, Suardi, mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan simulasi bersama guru dan tenaga teknis.
“Insyaallah kami siap. Kami juga sudah ikut ujicoba yang digelar Kemendikdasmen beberapa waktu lalu. Guru dan petugas teknis juga ikut simulasi,” jelas Suardi kepada jpnn.com.
Ia berharap agar pemerintah melakukan sosialisasi lanjutan serta menyediakan ujicoba tambahan berbasis daring penuh, guna memastikan pelaksanaan berjalan tanpa hambatan.
Sebelumnya, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Toni Toharudin, menyebut bahwa sebagian besar sekolah telah siap melaksanakan TKA secara digital. Berdasarkan data, 67,9 persen sekolah akan mengikuti TKA secara online penuh, 12,2 persen secara semi-daring, dan sisanya 19,9 persen masih menunggu finalisasi moda pelaksanaan.
Dalam asesmen ini, siswa akan diuji pada dua jenis mata pelajaran: mapel wajib dan mapel pilihan. Mapel wajib mencakup Bahasa Indonesia, Matematika, dan Bahasa Inggris. Sementara untuk mapel pilihan, siswa dapat menyesuaikan dengan minat studi lanjutan mereka—seperti Fisika, Biologi, Kimia, Ekonomi, Sosiologi, Sejarah, Geografi, hingga Bahasa Asing seperti Arab, Jepang, Mandarin, Korea, Prancis, dan Jerman.
Kemendikdasmen juga menekankan bahwa pelaksanaan TKA bukan sekadar menguji kemampuan akademik, tetapi juga sebagai sarana pembentukan karakter.
“TKA bukan sekadar ajang mencari nilai, tetapi sarana menumbuhkan karakter jujur, disiplin, dan tanggung jawab,” jelas Toni.
Secara nasional, TKA 2025 telah menarik 3,5 juta peserta dari seluruh Indonesia, mencerminkan besarnya minat dan harapan terhadap sistem asesmen pendidikan yang lebih objektif dan transparan. (afifun nidlom)
