*)Oleh: Sigit Subiantoro
Anggota Majelis Tabligh PDM Kabupaten Kediri
Tidak berarti kita jadi loyo, malas, justru kita harus semangat hidup, kerja keras, kerja cerdas, semangat ibadah, jaga akhlak. Karena semua itu ada muaranya, ada akhirnya yakni kematian.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوْكُمْ بِا لشَّرِّ وَا لْخَيْرِ فِتْنَةً ۗ وَاِ لَيْنَا تُرْجَعُوْنَ
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami.”
(QS Al-Anbiya: 35)
Dengan mengingat mati, seseorang akan lebih berhati-hati dalam bertindak dan lebih termotivasi untuk melakukan amal kebaikan.
“Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan, yaitu kematian,” (HR Tirmidzi, an-Nasai, dan Ibnu Majah).
Hadis ini mengingatkan umat IsIam untuk sering mengingat mati sebagai pengingat akan kehidupan dunia yang fana dan mempersiapkan diri menghadapi kehidupan akhirat.
Mengingat kematian dapat mendorong seseorang untuk segera bertobat dari dosa-dosanya yang telah diperbuat. Dengan mengingat mati, seseorang akan lebih mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan meningkatkan ketakwaannya.
Mengingat mati dapat mengurangi kecintaannya pada dunia dan segala perhiasannya yang bersifat sementara. Mengingat mati bukan berarti pesimistis, tetapi justru sebaliknya. Dengan mengingat mati, seorang muslim akan termotivasi untuk hidup lebih baik, mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat, dan tidak menyia-nyiakan waktu di dunia.
Mempersiapkan diri untuk kematian berarti memperbanyak amal saleh, seperti shalat, puasa, sedekah, dan ibadah lainnya. Mempersiapkan diri untuk kematian juga berarti menjauhi segala bentuk maksiat dan perbuatan tercela. Memperbanyak doa, dzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala merupakan salah satu cara mempersiapkan diri untuk kematian.
Dengan selalu mengingat mati dan mempersiapkan diri sebaik-baiknya, seseorang akan dapat menjalani hidup dengan lebih baik, lebih bermakna dan meraih kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Barakallahu fiikum. (*)