Khotbah Iduladha: Urgensi Pengorbanan dalam Mewujudkan Kesejahteraan Sosial

*) Oleh : Dr. dr. Sukadiono MM
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim
www.majelistabligh.id -

اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ، لا إِلهَ إِلاَّ اللهُ واللهُ أكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ

اللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا, وَالحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا, وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا, لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ اِلَّا اِيَّاهُ ,مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ, وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ, لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ, صَدَقَ وَعْدَهُ, وَنَصَرَ عَبْدَهُ, وَهَزَمَ الاَحْزَابَ وَحْدَهُ, لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَر, اللهُ اَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ

Jamaah Iduladha Rahimakumullah.

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang telah memberikan kita nikmat sehat, umur panjang, serta kesempatan untuk bertemu dengan hari yang mulia ini, Idul Adha 1446 H, sebagai momen untuk berkurban dan berbagi. Shalawat dan salam kita sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, suri teladan kita, yang telah menunjukkan kepada kita bagaimana hidup penuh pengorbanan dan kasih sayang terhadap sesama.

Hadirin yang dimuliakan Allah, hari ini kita berkumpul untuk merayakan Idul Adha, hari yang penuh dengan makna pengorbanan dan kepedulian terhadap sesama. Idul Adha adalah hari yang mengingatkan kita tentang kewajiban berkorban, baik itu dalam bentuk harta, tenaga, waktu, maupun perhatian kepada mereka yang membutuhkan. Pengorbanan bukan hanya sebatas menyembelih hewan kurban, tetapi juga mengorbankan ego kita untuk membantu sesama yang sedang mengalami kesulitan. Maka dari itu, dalam melakukan Qurban, umat Muslim meneguhkan kesetiaan mereka kepada Sang Pencipta. Perintah yang secara spesifik menunjuk Qurban terdapat dalam QS. Al-Kautsar ayat 1-3:

١ – اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ

٢ – فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ

٣ – اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ

“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).”

Selain itu, di dalam surat al-Hajj ayat 34-35, Allah berfirman:

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِيَذْكُرُوا اسْمَ اللهِ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ اْلأَنْعَامِ فَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَلَهُ أَسْلِمُوا وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِينَ. الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَالصَّابِرِينَ عَلَى مَا أَصَابَهُمْ وَالْمُقِيمِي الصَّلاَةِ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah). (yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan sembahyang dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezkikan kepada mereka.” (QS. al-Hajj (22): 34-35)

Saudaraku sekalian, pada hari yang penuh berkah ini, marilah kita merenungkan kembali tentang tantangan ekonomi yang dihadapi oleh bangsa kita. Di tengah kondisi ekonomi yang lesu pasca-pandemi, banyak keluarga yang terjebak dalam kemiskinan, dan banyak pula yang mengalami pengangguran.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa jumlah pengangguran di Indonesia pada awal 2025 mencapai lebih dari 7 juta orang, sementara 24 juta orang lainnya masih hidup di bawah garis kemiskinan. Sungguh, ini adalah keadaan yang membutuhkan perhatian kita semua.

Jamaah yang dimuliakan Allah, kesalehan sosial menjadi salah satu nilai utama dalam Islam. Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk tidak hanya berfokus pada ibadah individual, tetapi juga menjadi umat yang peduli terhadap kesejahteraan sosial.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ)١() فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ )٢() وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ )(٣

“Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.” (QS. Al-Ma’un: 1-3).

Ayat ini menegaskan bahwa kesalehan sosial adalah bagian tak terpisahkan dari agama. Pengorbanan yang kita lakukan dalam rangka berbagi dengan sesama, adalah bentuk kewajiban kita sebagai umat Islam, untuk menunjukkan rasa kasih sayang terhadap orang-orang yang berada dalam kesulitan.

Saat ini, banyak saudara kita yang terdampak pengangguran. Ribuan buruh yang kehilangan pekerjaan, para petani yang kesulitan menjual hasil panen, dan para pelaku usaha kecil yang terpuruk karena kesulitan modal. Jangan biarkan mereka hidup dalam penderitaan tanpa perhatian kita. Mari kita pikirkan bagaimana kita bisa menjadi solusi bagi kesulitan mereka. Rasulullah SAW bersabda:

مَن لَمْ يهتَمَّ بأمرِ المُسلِمينَ فليس منهم

“Siapa yang tidak peduli dengan urusan umat Islam, maka dia bukan bagian dari umat Islam.” (HR. Bukhari).

Tidak ada seorang pun yang luput dari ujian ini, dan kita sebagai umat Islam harus hadir untuk membantu.

Jamaah yang berbahagia, pada hari Idul Adha ini kita diingatkan tentang pentingnya berbagi. Kurban adalah simbol dari pengorbanan untuk kepentingan umat. Hewan kurban yang kita sembelih dan bagi kepada yang membutuhkan adalah wujud nyata dari keshalehan sosial yang mengutamakan kepedulian terhadap yang lemah dan miskin. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

لَنْ يَنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ

“Daging dan darah hewan kurban itu tidak akan sampai kepada Allah, tetapi ketakwaan dari kalianlah yang sampai kepada-Nya.” (QS. Al-Hajj: 37).

Makna dari kurban adalah bukan pada hewan yang kita sembelih, tetapi pada niat kita yang ikhlas untuk membantu sesama, memberi yang terbaik bagi mereka yang membutuhkan.

Saudaraku, pengorbanan dalam Islam tidak hanya terbatas pada kurban hewan, tetapi juga mencakup segala bentuk bantuan yang kita berikan kepada sesama. Mari kita berkurban dengan memberikan sebagian harta kita untuk mereka yang membutuhkan, atau dengan memberikan kesempatan kerja kepada yang menganggur. Tidak ada pengorbanan yang terlalu kecil untuk mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT. Yang terpenting adalah niat dan ketulusan hati kita untuk berbagi, mengurangi beban saudara kita yang tengah kesulitan.

Saudaraku yang dirahmati Allah, Kita harus bergerak, berkorban, dan saling membantu untuk mengurangi penderitaan mereka yang ada di sekitar kita.

Bagi Umat Muslim, ini adalah panggilan untuk kita mengoptimalkan potensi zakat, infak, sedekah, dan wakaf untuk memberdayakan ekonomi umat. Jangan hanya mengandalkan bantuan pemerintah atau pihak lain. Kita sebagai umat Muslim harus memimpin dalam gerakan pemberdayaan sosial.

Misalnya, memanfaatkan wakaf produktif untuk membuka lapangan kerja bagi mereka yang menganggur. Tanah wakaf bisa digunakan untuk mendirikan usaha bersama, atau menyediakan modal bagi UMKM yang kesulitan.

Selain itu, mari kita terus berusaha untuk memberikan perhatian kepada mereka yang paling membutuhkan. Bergotong-royong membantu mereka yang kesulitan mencari pekerjaan, memberikan modal usaha bagi yang ingin berusaha, atau sekadar membuka kesempatan kerja bagi orang lain. Peran kita sebagai umat Muslim adalah menciptakan lapangan kerja, bukan sekadar memberikan bantuan sementara.

Jamaah Iduladha Rahimakumullah

Di penghujung khutbah ini, mari kita bermunajat kepada Allah dengan khusyuk dan penuh pengharapan. Semoga Allah SWT menjadikan kita umat yang peduli terhadap sesama. Berikanlah kami keberkahan dalam harta dan rezeki kami sehingga kami dapat membantu mengurangi penderitaan sesama kami. Jadikan kami umat yang bermanfaat bagi umat manusia, terutama bagi mereka yang sedang berada dalam kesulitan. Amin ya Rabbal ‘Alamin.

Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd.Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. (*)

*) Naskah khotbah Iduladha 1446 H disampaikan di Masjid Cheng Hoo Surabaya

Tinggalkan Balasan

Search