Kita Sucikan Diri dengan Benahi Hati

Kita Sucikan Diri dengan Benahi Hati
*) Oleh : Ferry Is Mirza
Jurnalis senior & aktivis Muhammadiyah
www.majelistabligh.id -

Sejak dahulu kala semua orang yang berakal, berpendidikan dan berbudaya mendambakan pensucian jiwa dan perbaikan hati.

Mereka menempuh berbagai cara, menerapkan metode dan meniti banyak jalan untuk menggapai cita-cita tersebut. Namun ada diantara mereka yang justru menyiksa diri sendiri dengan melakukan perkara- perkara yang melelahkan dan menyakitkan karena tidak sesuai syariat.

Akibatnya, perbuatan perbuatan ini menyeret dan menenggelamkan mereka ke dalam syahwat, kelezatan dunia, menzalimi jiwa, dan menyibukkan diri dengan metode pemikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan, dan tidak sejalan dengan akal sehat.

Namun, orang yang bisa bersikap adil, dan bisa menilai perkara-perkara dengan bijak, dia tidak akan segan untuk menyatakan bahwa kebahagiaan hakiki yang menjadikan kehidupan semakin bermakna, yang bisa menenangkan hati, dan mensucikan diri telah dijelaskan cara dan metodenya oleh al-Qur’an dan Sunnah dengan sangat jelas. Bahkan terperinci namun tetap simpel dan padat serta dijamin mampu mengantarkan kepada kebahagiaan yang hakiki.

Allah Wa Ta’ala mengutus para rasul dan mewahyukan kitab-kitab untuk menunjukkan kepada manusia bagaimana metode menyucikan jiwa dan memperbaiki hati. Realisasi hasil ini adalah dengan mentauhidkan Allah Wa Ta’ala, yaitu beribadah kepada Allah Wa Ta’ala dengan ikhlas. Ini merupakan hikmah penciptaan makhluk, sebagaimana firman Allah Wa Ta’ala ;
Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku
(QS.adz-Dzâriyât 51:56)

Di dalam Al-Qur’an dan as-Sunnah telah dijelaskan bagaimana cara menyucikan jiwa yang menjadi penentu, apakah seseorang akan hidup bahagia di dunia dan akhirat ataukah sebaliknya ?

Dengan jelas dan gamblang, Al-Qur’an menjelaskan, fondasi, ruh, sandaran, dan poros pensucian jiwa yang tidak lain adalah mentauhidkan Allah Wa Ta’ala.

Dzikrulloh, membaca Al-Qur’an, melakukan ketaatan adalah cara ampuh untuk memperbarui iman yang bersemayam dalam jiwa seorang mukmin. Karena iman itu bisa bertambah dengan sebab perbuatan taat dan berkurang dengan sebab kemaksiatan.

Dalam usaha meningkatkan keimanan,seorang mukmin mestinya benar-benar bersandar kepada Allah Wa Ta’ala sehingga akan menghasilkan buah yang penuh barakah yaitu kesucian jiwa, sebagaimana disabdakan oleh Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam yang mulia dalam doanya.

Ya Allah ! Berikanlah ketakwaan kepada jiwaku dan sucikanlah jiwaku, sesungguh Engkau Pembersih jiwa terbaik.

Termasuk jalan untuk mensucikan jiwa dan memperbaiki hati adalah selalu mengingat-ingat nikmat-nikmat yang Allah Wa Ta’ala berikan kepada kita. Nikmat- nikmat itu terlampau banyak sehingga terhitung.

Allah Wa Ta’ala berfirman ;
Dan jika engkau menghitung nikmat Allah kamu tidak akan mampu menghitungnya”.
(QS. an-Nahl 16:18)

Allahumma Sholli ‘Ala Muhammad, Wa ‘ala Aali Muhammad

Insyaa Allah bermanfaat. (*)

Tinggalkan Balasan

Search