Salehkah Dirimu Sebelum Salehkan Anakmu

Salehkah Dirimu Sebelum Salehkan Anakmu
*) Oleh : M. Mahmud
Ketua PRM Kandangsemangkon Paciran Lamongan Jawa Timur
www.majelistabligh.id -

Salehkan dirimu sebelum salehkan anakmu adalah ia mengandung pesan mendalam tentang keteladanan, kejujuran dalam mendidik, dan kesadaran spiritual sebagai fondasi pengasuhan.

Makna Spiritual dan Etis
* Saleh bukan sekadar baik secara moral, tapi juga lurus secara spiritual berorientasi pada rida Allah.
* Mendidik anak agar saleh tanpa memperjuangkan kesalehan diri adalah seperti menanam benih di tanah yang belum disiapkan.

Refleksi Diri Sebagai Orang Tua
* Anak adalah cermin: mereka menyerap bukan hanya kata-kata, tapi sikap, kebiasaan, dan nilai hidup dari orang tuanya.
* Ketika orang tua berusaha menjadi pribadi yang jujur, sabar, dan taat, anak akan melihat dan meniru dengan lebih tulus daripada sekadar diperintah.

Prinsip Pendidikan Fitrah
* Dalam pendekatan pendidikan berbasis fitrah, peran orang tua bukan hanya sebagai pengajar, tapi sebagai pembimbing jiwa.
* Maka, pembimbing jiwa harus terlebih dahulu menyucikan dan menata jiwanya sendiri.

Kalimat “Salehkan dirimu sebelum salehkan anakmu” memang tidak tertulis secara eksplisit dalam Al-Qur’an, namun maknanya sangat selaras dengan beberapa ayat yang menekankan pentingnya memperbaiki diri, keteladanan, dan tanggung jawab pribadi dalam pendidikan. Berikut beberapa ayat yang mendukung prinsip ini:

  1. Surat Al-Ma’idah ayat 105
    يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا عَلَيْكُمْ اَنْفُسَكُمْ ۚ لَا يَضُرُّكُمْ مَّنْ ضَلَّ اِذَا اهْتَدَيْتُمْ ۗ اِلَى اللّٰهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيْعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ
    Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu! Orang yang sesat itu tidak akan memberimu mudarat apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, lalu Dia akan menerangkan kepadamu apa yang selama ini kamu kerjakan.

Ayat ini menegaskan bahwa keselamatan spiritual dimulai dari diri sendiri. Jika seseorang telah mendapat hidayah, maka kesesatan orang lain tidak akan merugikannya

  1. Surat Luqman ayat 17
    يٰبُنَيَّ اَقِمِ الصَّلٰوةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوْفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلٰى مَآ اَصَابَكَۗ اِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ
    Artinya: Wahai anakku, tegakkanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar serta bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (harus) diutamakan.

Luqman memberi nasihat kepada anaknya dengan keteladanan dan hikmah, menunjukkan bahwa pendidikan anak dimulai dari keshalihan dan kebijaksanaan orang tua

  1. Surat At-Tahrim ayat 6
    يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
    Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras. Mereka tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepadanya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Ayat ini menunjukkan bahwa perlindungan keluarga dari kebinasaan dimulai dengan perlindungan diri sendiri, kesalehan orang tua adalah benteng pertama bagi anak-anaknya

Salehkan dirimu sebelum salehkan anakmu adalah prinsip yang sangat sesuai dengan semangat hadits-hadits Nabi ﷺ tentang keteladanan, tanggung jawab pribadi, dan pendidikan anak. Berikut beberapa hadits yang mendukung makna tersebut:

  1. Hadis tentang fitrah anak
    كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ، أَوْ يُنَصِّرَانِهِ، أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
    Artinya: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menegaskan bahwa pengaruh orang tua sangat menentukan arah spiritual dan moral anak. Maka, orang tua harus terlebih dahulu memperbaiki dirinya agar bisa membimbing anak sesuai fitrah.

  1. Hadits tentang keteladanan
    إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاق
    Artinya: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” HR. Ahmad, Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad, dan lainnya)

Hadis ini menjadi fondasi utama dalam memahami bahwa keteladanan akhlak adalah inti dari dakwah dan pendidikan, termasuk dalam keluarga. Maka, orang tua yang ingin anaknya saleh harus terlebih dahulu meneladani akhlak Rasulullah ﷺ dalam kehidupan sehari-hari.

3. Hadis tentang Taubat dan Perbaikan Diri
كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
Artinya: “Setiap anak Adam pasti banyak melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertaubat.” (HR. At-Tirmidzi no. 2499, Hasan)

Hadits ini sangat relevan dengan prinsip “sholihkan dirimu sebelum sholihkan anakmu,” karena ia mengajarkan bahwa keshalihan bukan tentang kesempurnaan, tapi tentang kesungguhan memperbaiki diri. Orang tua yang jujur dalam proses taubat dan perbaikan akan menjadi teladan hidup yang kuat bagi anak-anaknya.

4. Hadits tentang Pendidikan Bertahap
مُرُوا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ، وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ، وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ

Artinya: “Perintahkanlah anak-anak kalian untuk salat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka (jika tidak melaksanakannya) ketika mereka berusia sepuluh tahun, serta pisahkan tempat tidur mereka.” (HR. Abu Dawud no. 495, Hasan)

Makna Pendidikan Bertahap
Hadis ini menunjukkan bahwa:
* Perintah diberikan sesuai usia dan kesiapan anak.
* Ada tahapan pembiasaan sebelum penegasan, yaitu dari usia 7 hingga 10 tahun.
* Pendidikan bukan hanya tentang perintah, tapi juga tentang pengaturan lingkungan, seperti tempat tidur yang mendukung kesopanan dan pembentukan karakter.

 

Tinggalkan Balasan

Search