Termotivasi oleh orang lain boleh, tapi menginginkan yang orang lain punya jangan. Kenapa orang merasa selalu kekurangan karena dia menginginkan yang orang lain punya. Lama-lama sifat itu akan memunculkan sifat hikdun dan hasadun (penyakit iri dan dengki)
Iri dan Dengki adalah salah satu penyakit hati yang sangat dicela dalam ajaran Islam. Perilaku ini tidak hanya berdampak buruk pada orang lain, tetapi juga pada diri sendiri. Dalam Al-Qur’an dan Hadis, Allah SWT dan Rasulullah SAW dengan tegas memperingatkan bahaya hikdun dan hasadun yang dapat merusak pahala kebaikan serta hubungan sosial di tengah masyarakat.
Hikdun dan Hasadun bukan sekadar perasaan tidak suka, melainkan juga disertai keinginan agar nikmat yang dimiliki orang lain hilang, bahkan berpindah kepada dirinya.
Iri dan dengki sering kali muncul dari berbagai sebab, seperti permusuhan yang menimbulkan kebencian, kesombongan yang membuat seseorang merasa lebih unggul, bisa juga karena ambisi yang berlebihan untuk selalu menjadi yang terbaik. Lingkungan sosial yang negatif juga menjadi salah satu pemicu, terutama jika seseorang terbiasa di tengah-tengah orang yang suka menggosip atau menghina orang lain.
Selain itu, kurangnya rasa syukur terhadap nikmat yang telah Allah SWT berikan sering kali menjadi akar dari munculnya sifat iri hati ini. Menurut (Jannati & Hamandia, 2021) dampak hikdun dan hasadun sangat merugikan dalam banyak aspek kehidupan.
Motivasi dari Orang Lain: Boleh
• Melihat keberhasilan orang lain bisa menjadi pemantik semangat.
• Menjadikan pencapaian mereka sebagai cermin untuk memperbaiki diri.
• Mengambil nilai-nilai positif: kerja keras, ketekunan, kesabaran.
Menginginkan yang Orang Punya: Jangan
• Bisa menjerumuskan pada iri, dengki, bahkan tindakan tidak etis.
• Mengaburkan rasa syukur atas nikmat dan potensi diri sendiri.
• Menjadikan standar orang lain sebagai ukuran kebahagiaan kita.
Prinsip islam:
“Lihatlah kepada orang yang lebih rendah daripada kalian dan jangan melihat kepada orang yang lebih tinggi, karena itu lebih pantas agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah.” (HR. Muslim).
Hikdun dan hasadun adalah dua penyakit hati yang berbahaya dalam Islam, berkaitan dengan iri dan dengki. Hikdun adalah kebencian tersembunyi, sedangkan hasadun adalah keinginan agar nikmat orang lain hilang. Keduanya merusak hati, amal, dan hubungan sosial.
Makna dan Bahaya Hikdun & Hasadun
1. Hikdun (Hikdun / Kebencian Tersembunyi)
* Definisi: Kebencian yang dipendam dalam hati, tidak tampak secara lahir, tapi memengaruhi sikap dan niat.
• Contoh: Diam-diam tidak suka melihat orang lain bahagia, tapi berpura-pura ramah.
• Bahaya:
* Menumbuhkan kemunafikan dan manipulasi sosial.
* Menghalangi keikhlasan dalam berinteraksi.
* Menyuburkan dendam dan potensi balas sakit hati.
Ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang hikdun (kebencian) dan iri hati adalah Surat An-Nisa’ ayat 32. Ayat ini melarang manusia untuk menginginkan kelebihan yang Allah berikan kepada orang lain.
وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللّٰهُ بِهٖ بَعْضَكُمْ عَلٰى بَعْضٍ ۗ
Artinya: Janganlah kamu berangan-angan (iri hati) terhadap apa yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain.
Ayat ini mengandung larangan terhadap hasad (iri hati) dan hikdun (kebencian tersembunyi) yang muncul ketika seseorang tidak rela melihat orang lain mendapatkan nikmat atau kelebihan dari Allah.
Makna dan Hikmah Ayat
* Hikdun adalah kebencian yang dipendam dalam hati, yang bisa muncul akibat rasa iri, dendam, atau ketidakpuasan terhadap takdir Allah.
* Iri hati (hasad) adalah keinginan agar nikmat orang lain hilang, karena merasa tidak senang melihat keberhasilan atau kelebihan orang lain.
* Ayat ini mengajarkan agar kita bersyukur atas nikmat sendiri dan memohon keutamaan kepada Allah, bukan membandingkan diri dengan orang lain secara negatif.
* Allah menegaskan bahwa setiap orang memiliki bagian dan rezeki masing-masing, baik laki-laki maupun perempuan, sesuai dengan usaha mereka.
2. Hasadun (Hasad / Dengki)
• Definisi: Keinginan agar nikmat orang lain hilang, bahkan berpindah kepada diri sendiri.
• Contoh: “Dia tidak pantas punya jabatan itu, semoga dia jatuh.”
Ayat-Ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang Hasadun (Hasad/Dengki)
1. QS. Al-Falaq: 5
وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ ࣖ
Artinya: Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.”
Makna:
Ayat ini mengajarkan kita untuk berlindung kepada Allah dari kejahatan orang yang hasad. Dengki bukan hanya penyakit hati, tapi juga bisa mendorong tindakan merusak terhadap orang lain.
2. QS. An-Nisa’: 54
اَمْ يَحْسُدُوْنَ النَّاسَ عَلٰى مَآ اٰتٰىهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۚ
Artinya: Ataukah mereka dengki kepada manusia karena karunia yang telah dianugerahkan Allah kepadanya?
Makna:
Ayat ini mencela sikap hasad terhadap nikmat yang Allah berikan kepada orang lain. Dengki menunjukkan ketidak ridhaan terhadap takdir dan pembagian rezeki Allah.
• Bahaya:
* Menghapus pahala amal baik seperti api membakar kayu.
* Merusak hubungan sosial dan menimbulkan fitnah.
* Mengganggu ketenangan jiwa dan menumbuhkan kebencian.
* “Jauhilah hasad, karena hasad memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.”
(HR. Abu Dawud)
Cara Mengobati Hikdun dan Hasadun
• Tazkiyatun Nafs (Pembersihan Jiwa):
• Perbanyak muhasabah dan introspeksi.
• Latih ridha terhadap takdir Allah dan syukur atas nikmat sendiri.
• Doakan kebaikan untuk orang lain sebagai terapi hati.
• Tingkatkan spiritualitas:
• Perbanyak dzikir, tilawah, dan shalat malam.
• Dekatkan diri kepada orang-orang saleh dan majelis ilmu. (*)
